Nama Lengkap: Muhammad Iman Usman (Iman)
TTL: Padang, 21 Desember 1991
Blog: http://imanusman.com/
Kegiatan: Presiden Indonesian Future Leaders (IFL), Duta Muda ASEAN-Indonesia
Teman, kali ini kami menyuguhkan profil seorang anak muda yang penuh semangat dan penuh dedikasi dalam bidang pemberdayaan pemuda di Indonesia. Muhammad Iman Usman, yang kerap dipanggil Iman ini sejak usia 10 tahun telah terlibat aktif dalam kegiatan kerelawanan dan pengembangan masyarakat. Sejak saat itu pula, Iman telah meraih sejumlah penghargaan bergengsi khususnya dalam aktivitasnya mempromosikan dan memperjuangkan hak-hak anak dan dialog antarbudaya. Pada tahun 2008, ia dianugerahi Penghargaan Presiden RI – Pemimpin Muda Indonesia 2008, serta Mondialogo Junior Ambassador for Intercultural Dialogue oleh DAIMLER dan UNESCO. Pada tahun 2009, Iman terpilih sebagai salah satu dari 10 anak di dunia penerima penghargaan World Youth Achiever Recognition oleh Friendship Ambassador Foundation Amerika Serikat dan terpilih sebagai Penasehat Remaja United Nations Population Fund Indonesia. Prestasi terakhirnya di tahun 2010 adalah terpilih sebagai Duta Muda ASEAN dari Indonesia.
Mantap, kan? Dan, Iman yang baru saja memulai pendidikannya di Universitas Indonesia jurusan Ilmu Hubungan Internasional ini, membagi ceritanya dengan tim Indonesia Berprestasi mengenai organisasi kepemudaan nasional yang digawanginya saat ini, Indonesian Future Leaders (IFL).
Kalau pernah mendengar tentang SEAChange, maka IFL adalah organisasi di Indonesia yang bertanggungjawab dalam prosesi seleksi event kepemudaan antar negara ASEAN tersebut.
IFL pada awalnya bernama Komunitas Anak Kritis Indonesia (KAKI) yang didirikan pada tahun 2007 oleh Iman di Sumatera Barat. KAKI sendiri selama dua tahun perkembangannya telah melakukan sejumlah aksi dalam mendukung upaya pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia oleh anak-anak (usia anak menurut Konvensi Hak Anak ialah individu di bawah 18 tahun).
Dan demi memperluas cakupan komunitas, mulai tahun 2009, Iman dibantu dengan 6 temannya yang lain, yakni Niwa Rahmad Dwitama, Andhyta Firselly Utami, Dian Aditya Ning Lestari, Rafika Primadesti, Stephanie Hardjo, juga Audry Maulana, memutuskan untuk mentransformasi KAKI menjadi Indonesian Future Leaders (IFL).
Apa yang mendasari berdirinya IFL?
IFL didirikan sebagai wujud perhatian para pendirinya dalam pemberdayaan pemuda, dalam pembangunan kapasitas kaum muda Indonesia untuk menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas serta memiliki kepedulian terhadap persoalan sosial di sekitarnya. Kehadiran IFL diharapkan mampu menggugah pemuda Indonesia untuk mampu membawa perubahan bagi lingkungannya.
Kalau dari diri Iman pribadi, permasalahan yang krusial di Indonesia itu sebenarnya apa?
Menurut saya, salah satunya krisis kepercayaan. Di Indonesia yang saya lihat sulit tumbuh kepercayaan satu sama lain, baik dari masyarakat ke pemerintahnya maupun dari pemerintah ke masyarakatnya. Padahal kita seharunys mendukung satu sama lain. Selain itu, hal lainnya yang krusial adalah masalah pendidikan. Bagaimana menyediakan pendidikan yang baik dan affordable untuk semua kalangan masyarakat.
Program-program IFL apa saja?
Ada enam yang digelar secara rutin, yakni Children Behind Us, SEAChange, IFL Goes to School, Speak Up!, juga training dan seminar.
Children Behind Us merupakan proyek yang bekerjasama dengan British International School (BIS) dalam memberikan edukasi bagi anak-anak yang kurang beruntung di daerah Pondok Aren, Tangerang. Kegiatannya antara lain berupa pengajaran dasar-dasar bahasa Inggris, wawasan lingkungan hidup, serta seni dan budaya. Children Behind Us juga memasukkan pelatihan life skill dalam kurikulumnya.
SEAChange merupakan sebuah cyber-movement yang mengumpulkan sekitar 1 juta suara pemuda di ASEAN untuk sama-sama berjanji dalam melakukan perubahan di berbagai aspek kehidupan, baik yang bersifat personal maupun komunal. Dalam event berskala internasional ini, IFL berperan aktif dalam mengorganisasikan seluruh kegiatan SEAChange di Indonesia, termasuk dalam pemilihan kandidat representative untuk dikirimkan ke dalam puncak kegiatan di Malaysia.
IFL Goes to School merupakan program kerja IFL yang sifatnya by request. Konsepnya, IFL melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah untuk memberikan seminar, presentasi, training, team building, dan sejenisnya seputar permasalahan sosial agar anak-anak muda tersebut siap menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Sedangkan, Speak Up! adalah program IFL yang diperuntukkan bagi cyber volunteers. Tujuannya agar cyber volunteers bisa turut berpartisipasi dengan menyuarakan aspirasi, ide, dan kritiknya mengenai isu-isu yang sedang berkembang di Indonesia saat ini. Selain itu, Speak Up! juga ditujukan agar cyber volunteers bisa saling berbagi pengalaman hidup yang dapat dijadikan pelajaran dan inspirasi bagi yang lainnya.
Kegiatan IFL yang terdekat?
Di tahun 2010 ini, kegiatan-kegiatan sosial seperti yang tertera dalam program-program IFL akan rutin dilaksanakan. Tahun depan, IFL berencana akan mengadakan Youth Parliament, semacam simulasi sidang pengambilan kebijakan seperti HNMUN, namun dengan model negara sendiri, Indonesia. Konsep acaranya nanti akan menghadirkan perwakilan dari tiap propinsi di Indonesia di mana para perwakilan tersebut dapat berbicara langsung dengan wakil pemerintah dan memberikan usulan mengenai permasalahan di berbagai bidang. Hal ini dicetuskan untuk memberikan bekal pengetahuan bagi anak-anak muda Indonesia mengenai proses pengambilan kebijakan di Indonesia. Jika anak-anak muda kita sudah sering mengikuti acara yang serupa di luar negeri tapi justru tidak mengerti proses yang terjadi di negara sendiri maka akan sangat disayangkan.
Kegiatan lainnya yang akan diadakan dan dimulai persiapannya sejak tahun ini adalah Center of School Communities, yakni semacam pusat dari komunitas-komunitas yang terbentuk di sekolah, seperti komunitas-komunitas voluntary. Center of School Communities terinspirasi dari Youth Service America yang memberikan pelatihan-pelatihan juga bantuan-bantuan lainnya pada komunitas-komunitas anak muda di Amerika.
Bagaimana berkontribusi di IFL? Siapa saja yang boleh berkontribusi?
Siapa saja boleh berkontribusi. Kami menerima field volunteer maupun cyber volunteer. Kalau field volunteer biasanya membantu kegiatan-kegiatan kami di lapangan, seperti memberikan pengajaran untuk anak-anak Children Behind Us di Tangerang. Sedangkan, cyber volunteer biasanya membantu dalam memberikan konten di web IFL. Untuk mendaftar jadi cyber volunteer dapat dilakukan langsung melalui webnya.
Cita-cita atau harapan dari Iman untuk Indonesia ke depannya?
Harapannya pemuda-pemuda Indonesia itu berdaya guna, capable di bidangnya masing-masing, memiliki kepekaan dan kemampuan untuk merubah lingkungan sekitarnya, juga mempunyai akhlak yang baik.
SUMBER : http://www.indonesiaberprestasi.web.id/2010/04/iman-usman-menggerakkan-youth-empowerment-melalui-indonesian-future-leaders/